يَخْرُجُ
نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَاْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّىيَكُوْنَ
آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ
“ Akan
muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membacaal-Quran namun
tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun /generasi)
mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi
akhirmereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalamAl-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya)
Kaum
muslimin cukup mengetahui akidah berkaitan kalam Allah bahwasanya kalam
Allah adalah bersifat qadim, tidak membutuhkan alat, suara dan huruf,
dan al-Quran adalah kalam Allah bukan makhluk. Sampai di sini tidak
perlu panjang dan luas lagi untuk menelusuri esensi dan hakikatnya lebih
dalam lagi. Karena tak ada satu pun parasahabat dan ulama salaf yang
membahas lebih dalam lagi tentang masalah ini dan tentang Dzat Allah,
maka membahas lebih dalam tentang hal ini adalah bid’ah, bahkan Nabi
shallahu ‘alaihi wa sallam telah melarangnya : “ Renungilah makhluk Allah dan jangan renungi Dzat Allah “.
Namun
muncullah fitnah kaum yang sangat berani membicarakan hakikat Dzat Allah
dan sifat-sifat-Nya lebih dalam lagi, sehingga mereka tersesat jauh dan
bahkan menyesatkan para pengikutnya ke jurang tajsim dan tasybih,
Naudzu billahi min dzaalik..
Makna ucapan imam Bukhari yang disalah pahami wahabi :
حركاتهموأصواتهم
واكتسابهم وكتابتهم مخلوقة فأما القرآن المتلو المبين المثبت في
المصاحفالمسطور المكتوب الموعى في القلوب فهو كلام الله ليس بخلق
Gerak,
suara, usaha dantulisan adalah makhluk, adapun al-Quran yang dibaca,
yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam
dada maka dia adalah kalam Allah bukanlah makhluk “. (Khalqi af’aalil ibaad : 47)
Kaum
wahabi-salafi memahami ucapan imam Bukhari dengan nafsu dan pemikirannya
sendiri sehingga menimbulkan pemahaman bahwa kalam Allah itu bersuara
dan berhuruf.
Jawaban :
Saya jadi teringat sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam berikut :
سَيَخْرُجُ
فِي آخِرِالزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ
يَقُوْلُوْنَ قَوْلَخَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ
يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَمِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ
السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْفَاقْتُلُوْهُمْ ،
فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ
يَوْمَاْلقِيَامَة
“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda lagi lemah akalnya,
berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca
Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari
agama Islam sebagaimana
anak panah meluncur daribusurnya, maka jika kalian berjumpa dengan
mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi
Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari : 3342)
Nabi
mensifati mereka pada umumnya masih berusia muda tetapi lemah akalnya,
atau itu adalah sebuah kalimat majaz yang bermakna orang-orang yang
kurang berpengalaman atau kurang berkompetensi dalam memahami Al Qur’an
dan As Sunnah bahkan kalam ulama. Subyektivitas dengan daya dukung
pemahamanyang lemah dalam memahaminya, bahkan menafsiri ayat-ayat
Al-Qur`an dan nash hadits dengan mengedepankan fanatik dan emosional
golongan mereka sendiri.
Demikianlah
kalam imam Bukhari yang sangat mudah dipahami, mereka pelintir sesuai
keinginan nafsu dan pemikiran mereka sendiri tanpa mau menggunakan akal
sehat dan merujuk pada penjelasan para ulama besar, sehingga menimbulkan
pemahaman yang bertolak belakang dengan apa yang dimaksud oleh imam
Bukhari sendiri.
Simak dan bacapelan-pelan…! Semoga hidayah menyertai kalian…
Imam Bukhari mengatakan :
حركاتهموأصواتهم
واكتسابهم وكتابتهم مخلوقة فأما القرآن المتلو المبين المثبت في
المصاحفالمسطور المكتوب الموعى في القلوب فهو كلام الله ليس بخلق
Gerak,
suara, usaha dantulisan adalah makhluk, adapun al-Quran yang dibaca,
yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam
dada maka dia adalah kalamAllah bukanlah makhluk “. (Khalqi af’aalil ibaad : 47)
Poin pertama dari kalam imam Bukhari :
حركاتهم وأصواتهمواكتسابهم وكتابتهم مخلوقة
“ Gerak,suara, usaha dan tulisan adalah makhluk “
Imam
Bukhari dengan jelas menyatakan gerakan, suara, usaha dan tulisan adalah
makhluk, karena semuanya bersifat baru dan ada permulaanya.
Pengertiannya adalah bahwasegala perbuatan, suara dan huruf yang berasal dari manusia adalah makhluk. Dan lebih jelas beliau mengatakan sebagaimana sering dinukil oleh ulama wahabi (tanpa mau memahaminya) berikut :
ما زلت أسمع أصحابنايقولون أفعال العباد مخلوقة
“ Aku senantiasa mendengar para ashab kami mengatakan bahwa perbuatan hamba adalah makhluk “.
Poin kedua dari kalam imamBukhari :
فأماالقرآن المتلو المبين المثبت في المصاحف المسطور المكتوب الموعى في القلوب فهوكلام الله ليس بخلق
“
Adapun al-Quran yangdibaca, yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang
tertulis, yang ada didalam dada maka dia adalah kalam Allah bukanlah
makhluk “.
Lafadz al-Quran (فأما القرآن)
di atas dalam ilmu nahwu kedudukannya menjadi mubtada’, tentu mubtada’
selalu membutuhkan khobarnya. Mana khobarnya ? khobarnya adalah lafadz
fahuwa kalamullah (فهو كلام الله), sedangkan kalimat : al-Matluu al-Mubin, al-Mutsbat dan seterusnya adalah menjadi na’at yakni shifat.
Artinya
adalah : al-Quranadalah kalamullah, dan al-Quran yang yang dibaca, yang
ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam dada
adalah kalam Allah bukan makhluk.
Ada dua pengertian dalam kalam imam Bukhari tersebut yaitu :
1. al-Quran yang dibaca,yang
ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam
dada,jika dinisbatkan kepada kalam Allah adalah bukanlah makhluk.
2. al-Quran yang ditulisdan dibaca dengan suara dan huruf oleh manusia, maka imam Bukhari menjwab : “perbuatan hamba adalah makhluk (أفعال العباد مخلوقة) “.
Manhaj
imam Bukhari inilah yang diikuti oleh para ulama asyaa’irah bahwa :
definsi al-Quran terbagi menjadi dua Yakni Jika yang dimaksudkan adalah
kalam Allah, maka dia adalah sifat kalam yang qadim dan azali yang suci
dari alat, suara dan huruf, sedangkan jikayang dimaksudkan adalah
kalimat yang terlafadzkan oleh lisan manusia dan terbukukan dalam
kertas-kertas, maka dia adalah kalimat-kalimat berhuruf dan bersuara
yang baru dan mengibaratkan kepada kalam Allah yang qadim dan azali
tersebut.
Penjelasan ini sesuaidengan penjelasan para ulama besar Ahlus sunnah :
Imam Abu Hanifah (150 H) Mengatakan:
وصفاته في
الأزل غير محدَثة ولا مخلوقة فمن قال إنها مخلوقة أومحدَثة أو وقف أو شكّ
فهو كافر بالله تعالى والقرءان أي كلام الله تعالى فيالمصاحف مكتوب وفي
القلوب محفوظ وعلى الألسن مقروء وعلى النبي عليه الصلاة والسلاممنزل ولفظنا
بالقرءان مخلوق وكتابتنا له مخلوقة وقراءتنا مخلوقة والقرءان غيرمخلوق
“
Sifat-sifat Allah diAzali tidaklah baru dan bukan makhluk (tercipta),
barangsiapa yang mengatakanitu makhluk atau baru, atau dia diam (tidak
berkomentar), atau dia ragu makadia dihukumi kafir
kepada Allah. Al-Quran yakni Kalamullah tertulis dimushaf-mushaf,
terjaga dalam hati, terbaca dalam lisan dan diturunkan kepadaNabi Saw.
Dan lafadz kami dengan al-Quran adalah makhluk, penulisan kami kepada Al-Quran adalah makhluk, bacaan kami dengannya adalah makhluk sedangkan al-Quran bukanlah makhluk “.
Kemudian imam Abu Hanifahmelanjutkan :
ونحن نتكلم بالآلات والحروف والله تعالى يتكلم بلا ءالة ولا حروف والحروف مخلوقة وكلامالله تعالى غير مخلوق
“ Kami
berbicara denganalat dan huruf sedangkan Allah Ta’ala berbicara tanpa
alat dan huruf, sedangkanhuruf itu makhluk dan kalamullah bukanlah
makhluk “.(Disebutkan dalam kitab al-Fiqh al-Akbar,al-Washiyyah, al-Alim w al-Muta’allimdan lainnya)
Al-Hafidz Azd-Dzahabi mengomentari kalam imam Bukhari berkaitan lafadz Quran berikut :
المسألة هي
أن اللفظ مخلوق، سئل عنها البخاري، فوقف واحتجبأن أفعالنا مخلوقة واستدل
لذلك ففهم منه الذهلي أنه يوجه مسألة اللفظ، فتكلم فيه.وأخذه بلازم قوله هو
وغيره
“ Masalah
(imam Bukhari) tersebut adalah sesungguhnya lafadz itu adalah makhluk.
Imam Bukhari pernah ditanya tentang ini, lalu beliau tidak berkomentar
malah beliau berhujjah : “Sesungguhnya semua perbuatan kita adalah
makhluk “, beliau menjadikan itusebagai dalil dan ini dipahami oleh imam
Adzdzahli bahwasanya imam Bukhari bermaksud masalah lafadz lalu beliau
berbicara dengan itu, dan beliau juga selainnya senantiasa meneguhkan
ucapannya itu “.(Siyar A’lam an-nubala : 12/457)
Ucapan :
lafadz al-Quran adalah makhluk, memiliki dua makna yaitu makna haq
(benar) dan makna bathil(salah). Mengatakannya secara muthlaq / general
baik menafikan atau menetapkan adalah bid’ah, meskipun dia bermaksud
makna yang haq ataupun makna yang bathil.Karena sesungguhnya imam Ahmad
bin Hanbal tidaklah mencela dan memngatakan jahmiyyah kepada orang yang
mengatakannya secara muthlaq kecuali jika ia bermaksud al-Quran.
Imam Ahmad bin Hanbal.
Al-Hafidz Azd-Dzahabi menukil kalam imam Ahmad bin Hanbal sebagai berikut :
من قال: لفظي بالقرآن مخلوق، يريد به القرآن، فهو جهمي
“
Barasngsiapa yang mengatakan lafadz dengan al-Quran adalah makhluk, yang
dimaksud adalah al-Quran, maka dia adalah seorang jahmi “. (Siyar A’lam
an-nubala : 11/511)
Mungkin kaum wahabi-salafi akan bingung jika membaca penjelasan Ibnu Taimiyyah berikut tentang Nash dariimam Ahmad bin Hanbal :
فلهذاكان المنصوص عن الإمام أحمد وأئمة السنة والحديث أنه لا يقال : ألفاظنا بالقرآنمخلوقة ولا غير مخلوقة
“ Oleh
sebab itu Nash yangresmi dari imam Ahmad dan para imam Ahlus sunnah dan
hadits bahwa tidak bolehdikatakan :Lafadz kita dengan Al-Quran itu
makhluk dan juga bukan makhluk “.(Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 12/ 375)
Di sisi lain Ibnu Taimiyyahmengatakan :
والمقصودهنا
أن الامام أحمد ومن قبله من أئمة السنة ومن اتبعه كلهم بريئون من
الاقوالالمبتدعة المخالفة للشرع والعقل ولم يقل أحد منهم أن القرآن قديم
“ Yang
dimaksud di sini bahwasanya imam Ahmad dan ulama sebelumnya dari Ahlus
sunnah dan para pengikutnya, berlepas diri dari pendapat-pendapat Ahlul
bid’ah yang menyelisihi syare’at dan aqal, dan tidak seorang pun dari
mereka mengatakan al-Quran ituqadim “. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah :
7/661)
Perhatikan
: IbnuTaimiyyah mengatakan al-Quran itu tidak bersifat qadim. Inilah di
antara bid’ah dhalalah yang dilakukan Ibnu Taimiyyah, Naudzu billahi
min dzaalikal fahm, beranikah wahabi-salafi mengkafirkan IbnuTaimiyyah
??
Al-Imam al-Isfiraini (w418 H) mengatakan :
وأن تعلم أن كلام الله تعالى ليسى بحرف ولاصوت لأن الحرف والصوت يتضمنان جواز التقدم والتأخر، وذلك مستحيل على القديم سبحانه
“ Dan
hendaknya kamu mengetahui bahwa sesungguhnya kalam Allah itu tidaklah
dengan huruf dan suara karena huruf dan suara mengandung bolehnya
pendahuluan dan pengakhiran, yang demikian itu mustahil bagi Allah yang
Maha Qadim “. (at-Tabhsir fiddin : 102)
Dengan ini
semakin jelas kerancuan akidah wahabi-salafi yang mengatas namakan imam
Ahmad bin Hanbal,mereka hanya merusak citra baik madzhab Hanbali,
mereka lah kaum hanabilah yang ekstrem dan ghulat dan kaum pembawa
bid’ah dalam aqidah sebagaimana dinyatakan oleh imam Mula Ali al-Qari al-Hanafi (w 1014 H) :
ومبتدعة
الحنابلة قالوا: كلامه حروف وأصوات تقوم بذاته وهو قديم،وبالغ بعضهم جهلاً
حتى قال: الجلد والقرطاس قديمان فضلاً عن الصحف، وهذا قول باطلبالضرورة
ومكابرة للحس للإحساس بتقدم الباء على السين في بسم الله ونحوه”
“ Para
ahli bid’ah darikalangan Hanabilah berkata : “ Kalam Allah berupa huruf
dan suara yang berdiri dalam Dzat-Nya dan itu qadim. Bahkan ada yang
sampai berlebihan kebodohan mereka dengan berkata : “ Jilid dan Kertas
itu bersifat qadim apalagi mushaf “,ini adalah ucapan BATHIL secara
pastidan sifat mukabarah…” (Syarh al-Fiqh al-Akbar : 29-35)
(Oleh: Ibn Abdillah Al-Katiby)
No comments:
Post a Comment