Sunday, March 5, 2017

Bid'ah Dengan Pot Vertikultur


Kalau di rumah ada sisa-sisa paralon yang ukurannya nanggung dan tidak terpakai, jangan buru-buru dibuang, sebab paralon itu bisa kita ubah menjadi wadah menanam sayuran secara vertikal (ke atas) yang biasa disebut vertikultur, seperti yang sudah saya buat beberapa minggu lalu (dibantuin ayah saya tentunya).
Ide vertikultur portabel ini sebenarnya sudah sejak lama saya lihat dari web-web orang bule, tapi karena banyakan malasnya, jadinya tidak jadi-jadi dieksekusi deh  Tapi memang beginilah enaknya kalau kita berteman dengan orang-orang yang punya sikap positif, kemalasan tadi akhirnya runtuh juga ketika saya melihat vertikultur paralon punya teman saya yang cantik dicatnya warna-warni, namanya pak Karyanto. Kebetulan bahan dan alat tersedia, akhirnya saya pun membuat vertikultur paralon itu juga dan ternyata caranya sangat sederhana. Yuk kita simak caranya.
Alat dan Bahan (Gambar ada di bawah)
§  Paralon ukuran minimal 5 inci, sebaiknya ukuran tinggi maksimalnya 1 meter saja supaya tidak ketinggian. Kalau ketinggian, panen sayurnya bisa kesulitan 
§  Gergaji
§  Meteran
§  Spidol atau pensil untuk menandai
§  Pemanas, bisa obor, tungku bakaran sampah, atau las pemanas (ga tau apa namanya, yang penting bisa menghasilkan api yang cukup besar)
§  Pot atau baskom bekas (atau apa saja yang bisa dijadikan wadah untuk pot)
§  Semen dan pasir
§  Cat
Dari bahan di atas, yang perlu dibeli mungkin hanya semen, pasir dan cat, itupun secukupnya saja. Kalau saya kemarin buat vertikultur ini benar-benar zero budget, sebab semua bahan sudah tersedia di rumah karena hasil sisa-sisa pembangunan kandang ayam dan saluran air hihi.
Cara Membuat
1. Buat empat titik sentral di bagian atas atau bawah lubang paralon, gunanya untuk membagi paralon menjadi empat sisi yang sama. Planningnya, kita akan membuat lubang-lubang pada ke empat sisi tersebut, jadi titik sentral ini akan menjadi acuan kita dalam menarik garis lurus untuk digergaji. Ilustrasinya seperti di gambar ini:
Membuat Titik Sentral
2. Buatlah garis atau tanda untuk lubang di dinding paralon dengan acuan titik sentral tadi. Jarak antar garis atas bawah masing-masing 20cm. Lebar garis 10cm (teman saya menyarankan 6-7cm sudah cukup, tapi saya buat 10cm supaya lebih besar lubang tanamnya, terserah kita mau ukuran berapa, yang penting ujung garis tidak bersentuhan dengan ujung garis lainnya di kanan kiri). Buat garis-garis tersebut selang-seling. Sisi yang berhadapan depan belakang posisi garis-garisnya sama. Setelah semua garis jadi, gergaji sesuai ukuran. Duh, ribet ya? Saya yang ribet membahasakannya. Lihat di gambar aja ya maksudnya gimana  *yang 5cm itu maksudnya kalau dilihat tampak depan, di bagian samping jadinya hanya keliatan setengah, totalnya tetap 10cm juga tapi selang-seling.

Membuat Garis Lubang
Jadinya seperti ini nih bentuknya:

Tampilan paralon setelah digergaji (klik gambar untuk memperbesar)
3. Panaskan sisi bagian atas dari garis yang digergaji sampai agak lunak, lalu tekuk ke dalam menggunakan kain lap agar tangan tidak kepanasan. Tahan sebentar, lalu lepaskan, dengan sendirinya paralon akan mengeras bila sudah dingin.

Bagian yang akan dipanaskan (klik gambar untuk memperbesar)
Kemarin foto saat dipanaskan ga diambil, tapi mudah-mudahan gambaran di atas sudah cukup menjelaskan ya. Setelah dipanaskan, biarkan semua lekukan dingin sampai benar-benar keras.
4. Menyiapkan semen dan pot.
Yang namanya vertikultur paralon sudah pasti memiliki bentuk memanjang dan penampangnya kecil. Jika tidak kita beri pemberat, maka paralon akan mudah jatuh bila diterpa angin atau disentuh, apalagi kalau kita masukkan media tanam dan tanaman kita membesar nantinya. Maka untuk menghindari hal itu, di bagian bawah paralon harus kita cor alias semen di dalam pot yang ukurannya disesuaikan. Lilitkan besi tipis atau kawat yang agak tebal (kalau ada) ke bagian bawah paralon agar cengkeramannya lebih kuat mengikat ke semen, kalau tidak ada juga tidak apa-apa. Tegakkan paralon dan pastikan posisinya lurus di dalam pot atau baskom (tidak perlu sampai menyentuh dasar pot), lalu masukkan adukan semen tadi ke dalam pot sampai tinggi secukupnya. Siram pot dengan air sampai penuh agar dihasilkan cor yang keras. Semen yang keras ini akan menjadi pemberat bagi paralon.
Yang saya buat ini semennya kepenuhan, kalau bisa cukup setengah pot aja semennya atau sisain sepertiga kosong, biar ga terlalu berat diangkat-angkat. Kalau yang punya saya, berattttt 

Setelah dicor di dalam pot
5. Agar tampilan lebih bersih dan rapi, cat paralon sesuai warna yang diinginkan. Jangan lupa juga membuat lubang pembuangan air berlebih di dinding bawah paralon (dekat semen).

Vertikultur paralon setelah dicat (klik gambar untuk memperbesar)
Sekarang paralon bekas kita sudah berubah menjadi pot tanam yang cantik, tinggal diisi media tanam saja berupa campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang/kompos. Cara mengisinya dari bawah ke atas. Sebenarnya caranya sederhana sekali, tapi karena dituliskan, jadinya agak njelimet ya…
Untuk yang menggunakan model dipenyokin seperti ini, kalau diameter paralonnya besar di atas 5 inci, bisa ditambahkan pipa pvc kecil yang ditancapkan di tengah-tengah, gunanya untuk mengalirkan air atau pupuk nantinya. Selain dengan cara dipenyokin, kita juga bisa membuatnya tanpa dipenyokin. Caranya bisa dilihat di album teman saya di sini.
Nanti tanaman kita ditanam di lubang-lubang itu. Selain cantik, kita juga bisa menghemat tempat menanam, apalagi bagi yang pekarangan rumahnya kecil, plus bisa dipindah-pindah pula. Uniknya, satu vertikultur bisa ditanami dengan jenis sayuran yang berbeda. Seru, kan?
Selamat mencoba!
Update 1 September 2012
Eh eh tadi saya liat-liat webnya famorganic.com, di sana ada model vertikultur PVC yang lebih indah. Kalau yang saya buat ini kan suka-suka saya awalnya, karena ga terlalu paham, jadi saya buat empat sisi. Diameter paralonnya juga ga sampai 5 inci, alias 5 inci palsu, makanya saya kasih pemberat. Kalau yang di Famorganic, cuma 3 sisi, dan sepertinya diameternya lebih besar ya, ga pake pemberat semen, cukup penutup pipa aja…rapi bener, cakep. Cek di sini aja ya, barangkali bisa jadi inspirasi tambahan 

Gambar




No comments:

Post a Comment