Cara Bid'ah Membuat ZPT
Setelah pada
beberapa posting saya yang lalu menyinggung masalah ZPT, kali ini saya coba
share cara membuat ZPT organik dari bahan yang ada di sekeliling kita. Jadi
jika selama ini anda yang ingin menggunakan ZPT namun terkendala dengan
harganya yang mahal kini anda bisa membuat sendiri ZPT untuk tanaman anda.
Oke kita
mulai.. Persiapkan dulu bahannya. Pertama, bagian dari tanaman yang akan kita
buat ZPTnya. Kedua, microorganisme pengurai. Boleh pakai EM4 atau pakai MOL.
Contoh
beberapa tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas.
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung.
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang.
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas.
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung.
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang.
Langkah-langkah
membuat ZPT organiknya adalah…. simak baik-baik yaa.. Pertama hancurkan dulu
bagian tanaman yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Boleh ditumbuk atau
diblender. Tapi jangan dikunyah ya.. hi..hi..hi.. Selanjutnya campurkan bagian
tanaman yang sudah hancur tersebut dengan air (boleh air sumur atau air sungai
asal jangan air liur…). Perbandingannya 1 kg bagian tanaman dengan 1 liter air.
Selanjutnya
tambahkan microorganisme pengurai kedalam campuran tadi, lalu diamkan selama 10
sampai dengan 15 hari. Setelah itu saring hasilnya dan ZPT organik anda siap
digunakan
Bawang merah adalah zpt alami yang
lumayan kuat, ambil 6-10 buah lalu hancurkan untuk 1 liter air. Rendam benih
tanaman apa saja selama 6-12jam jika mau ditanam, bisa membantu tingkat daya
tumbuh. Juga bisa disemprot untuk membantu merangsang pertumbuhan tunas tanaman
lain, dosis 200ml-400ml untuk 1 tangki semprot...
Jika ditambah dgn bawang putih dgn jumlah yg sama, bisa
sebagai fungisida organik dan pengusir hama. Oh
ya...bisa juga dicampur dgn pupuk daun, tetapi proses untuk zpt organik ini tdk
boleh sampai busuk.
26 cara menyuburkan tanah
ZAT PENGATUR TUMBUH (HORMON
TANAMAN)
Zat pengatur
tumbuh merupakan substansi organik yang secara alami diproduksi oleh tanaman,
bekerja mempengaruhi proses fisiologi tanaman dalam konsentrasi rendah.
1. AUXIN
Auksin diproduksi dari asam amino tryptophan terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Auksin terdiri dari: Indole-3-acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid (IBA), dan α-naphthalene acitic acid (NAA).
Auksin diproduksi dari asam amino tryptophan terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Auksin terdiri dari: Indole-3-acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid (IBA), dan α-naphthalene acitic acid (NAA).
Efek auksin
pada tanaman:
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.
Aplikasi
auksin pada pertanian:
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.
2.
GIBBERELLIN
Gibberellin diproduksi dari asam mevalonat terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Gibberellin terdiri dari: GA1, GA3, GA4, dan GA7.
Gibberellin diproduksi dari asam mevalonat terutama oleh daun muda dan biji yang sedang berkecambah. Gibberellin terdiri dari: GA1, GA3, GA4, dan GA7.
Efek
gibberellin pada tanaman:
Meningkatkan pembesaran dan perpanjangan sel.
Merangsang perkecambahan biji.
Meningkatkan pembesaran dan perpanjangan sel.
Merangsang perkecambahan biji.
Aplikasi
gibberellin pada pertanian:
Meningkatkan ukuran dan keseragaman buah yang dihasilkan.
Meningkatkan perkecambahan biji.
Meningkatkan ukuran dan keseragaman buah yang dihasilkan.
Meningkatkan perkecambahan biji.
3. CYTOKININ
Sitokinin diproduksi dari bahan baku adenin oleh ujung akar. Sitokinin terdiri dari: 6-furfuryl amino purine (kinetin), 4-hydroxyl 7,3 methyl trans-2-butenyl amino purine (zeatin), 6-benzyl amino purine (BAP), dan 6-benzyl adenine (BA).
Sitokinin diproduksi dari bahan baku adenin oleh ujung akar. Sitokinin terdiri dari: 6-furfuryl amino purine (kinetin), 4-hydroxyl 7,3 methyl trans-2-butenyl amino purine (zeatin), 6-benzyl amino purine (BAP), dan 6-benzyl adenine (BA).
Efek
sitokinin pada tanaman:
- Meningkatkan pembelahan sel dan perkembangan kloroplast.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun.
- Memperpanjang masa produktif daun.
- Meningkatkan pembelahan sel dan perkembangan kloroplast.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun.
- Memperpanjang masa produktif daun.
Catatan:
1. Sitokinin berfungsi meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun, akan tetapi memiliki efek negatif menghambat pembentukan dan perkembanagn akar.
2. Cytokinin Like-Function (komponen bukan sitokinin tetapi bekerja seperti sitokinin: tyrosin dan adenin) lebih menguntungkan jika diberikan pada tanaman muda karena tidak mengganggu proses pembentukan dan perkembangan akar.
1. Sitokinin berfungsi meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun, akan tetapi memiliki efek negatif menghambat pembentukan dan perkembanagn akar.
2. Cytokinin Like-Function (komponen bukan sitokinin tetapi bekerja seperti sitokinin: tyrosin dan adenin) lebih menguntungkan jika diberikan pada tanaman muda karena tidak mengganggu proses pembentukan dan perkembangan akar.
HORMON TUMBUHAN ATAU ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH)
HORMON TUMBUHAN
Hormon
tumbuhan atau sering disebut fitohormon merupakan sekumpulan senyawa organik
bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat kecil mampu menimbulkan tanggapan secara
biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. "Kadar
kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai
satu mikromol per liter.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai menunjukkan ekspresi sehingga akan tampak perubahan pada tanaman. Dari sudut pandang evolusi hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai menunjukkan ekspresi sehingga akan tampak perubahan pada tanaman. Dari sudut pandang evolusi hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Pemberian hormon dari luar sistem
individu ("eksogen") dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia
non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan
rangsang yang serupa dengan fitohormon alami.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan atau ZPT (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ZPT banyak digunakan dalam pertanian modern untuk meningktkan kualitas serta kuantitas produk. Beberapa fungsi ZPT diantaranya ialah :
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan atau ZPT (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ZPT banyak digunakan dalam pertanian modern untuk meningktkan kualitas serta kuantitas produk. Beberapa fungsi ZPT diantaranya ialah :
HORMON TUMBUH AUKSIN
Auksin adalah zat hormon tumbuhan
yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan bunga yang berfungsi untuk sebagai
pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem
ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan. Peran auksin pertama kali
ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990).
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu proses pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon dalam jumlah banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi tanaman. Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhannya sangat cepat tetapi tekstur dari batangnya sangat lemah dengan warna cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen dengan rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).
Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988). Auksin atau dikenal juga dengan IAA (Asam Indolasetat) yaitu sebagai auxin utama pada tanaman, dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto nitril), TpyA (Asam Indolpiruvat) dan IAAld (Indolasetatdehid). Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu proses pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon dalam jumlah banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi tanaman. Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhannya sangat cepat tetapi tekstur dari batangnya sangat lemah dengan warna cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen dengan rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).
Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988). Auksin atau dikenal juga dengan IAA (Asam Indolasetat) yaitu sebagai auxin utama pada tanaman, dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto nitril), TpyA (Asam Indolpiruvat) dan IAAld (Indolasetatdehid). Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).
Fungsi hormon tumbuh auksin dalam pertumbuhan tanaman
- Perkecambahan biji. Auksin akan mematahkan dormansi biji dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen.
- Pembentukkan akar. Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
- Pembungaan dan pembuahan. Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah.
- Mendorong Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji.
- Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
- Memecah dormansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi.
HORMON TUMBUH SITOKININ
Golongan sitokinin, sesuai
namanya, merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti
"terkait dengan pembelahan sel"). Senyawa dari golongan ini yang
pertama ditemukan adalah kinetin. Kinetin diekstrak pertama kali dari cairan
sperma burung bangkai, namun kemudian diketahui ditemukan pada tumbuhan dan
manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang diekstrak dari bulir
jagung yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan komponen aktif utama
pada air kelapa, yang dikenal memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel.
Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP. Sitokinin alami merupakan turunan
dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula,
seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan
6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).
Fungsi hormon tumbuh sitokinin dalam pertumbuhan tanaman
- Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.
- Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk memecah dormansi pada biji-bijian tanaman.
- Pembentukkan tunas-tunas baru, turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
- Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
- Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
- Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.
HORMON TUMBUH GIBERELIN
Golongan ini merupakan golongan
yang secara struktur paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor urut
penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek
fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3).
Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, perpanjangan batang, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsangan berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA.
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, perpanjangan batang, pembesaran daun dan bunga serta pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon.
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi "bakanae" . Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). oleh Kurosawa Yabuta disebut isolat giberelin.
Giberelin merupakan hormon yang mempercepat perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan deferensiasi akar (Campbell, 2005). Giberelin bukan hanya memacu pemanjangan batang saja, tapi juga pertumbuhan seluruh tumbuhan, termasuk daun dan akar.
Bila giberelin diberikan di bawah tajuk, peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel tampak mengarah kepada pemanjangan batang dan, pada beberapa spesies, perkembangan daunnya berlangsung lebih cepat, sehingga meningkatkan proses fotosintesis (Salisbury dan Ross, 1995).
Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, perpanjangan batang, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsangan berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA.
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, perpanjangan batang, pembesaran daun dan bunga serta pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon.
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi "bakanae" . Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). oleh Kurosawa Yabuta disebut isolat giberelin.
Giberelin merupakan hormon yang mempercepat perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan deferensiasi akar (Campbell, 2005). Giberelin bukan hanya memacu pemanjangan batang saja, tapi juga pertumbuhan seluruh tumbuhan, termasuk daun dan akar.
Bila giberelin diberikan di bawah tajuk, peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel tampak mengarah kepada pemanjangan batang dan, pada beberapa spesies, perkembangan daunnya berlangsung lebih cepat, sehingga meningkatkan proses fotosintesis (Salisbury dan Ross, 1995).
Fungsi fisiologis hormon tumbuh giberelin
Fungsi
giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang
ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh
giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995; Mauseth, 1991;
Raven, 1992; Salisbury dan Ross, 1992).
- Memecah dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
- Meningkatkan pembungaan.
- Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
- Berperan pada pemanjangan sel.
- Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
- Dapat menghambat penundaan penuaan daun dan buah.
- Menyembuhkan Genetik Dwarsfism.
Penjelasan singkat dari masing-masing fungsi fisiologis tersebut.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap pembungaan
Peranan giberelin terhadap
pembungaan telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Misalnya penelitian yang
dilakukan oleh Henny (1981), pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna.
Ternyata pemberian GA3 meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu
perlakuan.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap Genetik Dwarsfism
Genetik Dwarsfism adalah suatu
gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik. Penyemprotan
giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi.
Sel-sel pada tanaman kerdil mengalami perpanjangan (elongation) karena pengaruh
giberelin. Giberelin mendukung perkembangan dinding sel menjadi memanjang.
Penelitian lain juga menemukan bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan
enzim proteolitik yang akan membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal
ini menjelaskan fonomena peningkatan kandungan auksin karena pemberian
giberelin.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap pematangan buah
Proses pematangan ditandai dengan
perubahan tekture, warna, rasa, dan aroma. Pemberian giberelin dapat
memperlambat pematangan buah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aplikasi
giberelin pada buah tomat dapat memperlambat pematangan
buah. Pengaruh ini juga terlihat pada buah pisang matang yang diberi aplikasi
giberelin.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap perkecambahan
Biji/benih tanaman terdiri dari
embrio dan endosperm. Di dalam endoperm terdapat pati yang dikelilingi oleh
lapisan yang dinamakan ‘aleuron’. Pertumbuhan embrio tergantung pada
ketersediaan nutrisi untuk tumbuh. Giberelin meningkatkan/merangsang aktivitas
enzim amilase yang akan merubah pati menjadi gula sehingga dapat dimanfaatkan
oleh embrio.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap stimulasi aktivitas kambium dan xylem
Beberapa penelitian membuktikan
bahwa aplikasi giberelin mempengaruhi aktivitas kambium dan xylem. Pemberian
giberelin memicu terjadinya differensiasi xylem pada pucuk tanaman. Kombinasi
pemberian giberelin + auksin menunjukkan pengaruh sinergistik pada xylem.
sedangkan pemberian auksin saja tidak memberikan pengaruh pad xylem.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap dormansi
Dormansi dapat diistilahkan
sebagai masa istirahan pada tanaman. Proses dormansi merupakan proses yang
komplek dan dipengaruhi banyak faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Warner
menunjukkan bahwa aplikasi giberelin menstimulasi sintesis ribonuklease,
amulase, dan proteasi pada endosperm biji. Fase akhir dormansi adalah fase
perkecambahan, giberelin perperan dalam fase perkecambahan ini seperti yang
telah dijelaskan di atas.
CARA SEDERHANA MEMBUAT HORMON/ ZPT ORGANIK SENDIRI
Zat
pengatur tumbuh (ZPT) mempunyai fungsi sangat banyak dalam dunia pertanian.
Namun ketika kita mau mengaplikasikannya seringkali kita terkendala oleh harga
yang mahal serta barang yang langka di kios-kios pertanian. Kalau tidak salah
harga masing-masing ZPT tersebut dengan kandungan sekitar 95 % adalah sekitar 5
jutaan/ Kg. Mungkin karena bahan-bahan tersebut masih impor sehingga harganya
sangat mahal. Apa solusinya?
- Kita bisa membeli pupuk organik yang sudah ada kandungan Hormon/ ZPT nya sebagai contoh adalah pupuk organik Solbi agro
- Kita harus membuat sendiri Hormon/ZPT tersebut.
Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ ZPT tersebut.
Saya pernah membaca beberapa literatur yang lupa siapa penulisnya yang mengatakan salah satu cara mengekstrak hormon/ zpt adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme. Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman sekitar kita. Caranya adalah:
- Kita hancurkan bagian tanaman tersebut boleh ditumbuk ataupun diblender.
- Tambahkan tiap Kg bagian tanaman dengan 1 liter air
- Tambahkan mikroorganisme pengurai boleh dengan EM4 ataupun MOL.
- Biarkan selama kurang lebih 10-15 hari
- Saring hasil ekstrak tersebut
- Larutan siap digunakan dengan konsentrasi tertentu (harus dilakukan uji coba dulu)
Beberapa
bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
- Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
- Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
- Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
Sumber
: Gerbang Pertanian
MACAM-MACAM
ZPT (ZAT PENGATUR TUMBUH) ORGANIK
1.
Zat Perangsang Bunga
Bahan :
·
Tubis/rebung
: 5 kg
·
Gula putih/pasir :
1 kg
Cara
:
·
Tubis diambil dari lapangan sebelum matahari terbit, kemudian dicincang
halus, ditempatkan dalam wadah tanah liat/plastik.
·
Dari atas taburi dengan 1 kg gula pasir. Kemudian tekan dengan papan
(menggunakanbatu).Biarkanselama 1 minggu
·
Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan dengan dosis 15 s/d 20 cc/sdm
tiap 15 l air ( 1tangki).
2.
Zat Perangsang Akar atau tunas
Bahan
:
-
Bawang merah
Bawang merah
diparut atau diblender lalu peras. Ambil cairan dari bawang merah yang telah
dihaluskan tersebut. Siap digunakan dengan cara dioles pada tempat tumbuh akar
atau pada titik tumbuh tanaman.
3.
Zat Pengatur Tumbuh Lengkap ( Auksin, Giberelin dan Sitokinin )
Bahan :
1.Rebung
: 2 kg
2.Kacambah (Tauge)
: 1 kg
3.Bonggol Pisang
: 2 kg
4.Pucuk
daun-daunan
: 2 kg
5.Gula
merah
: 1 kg
6.Bakteri pengurai
: 200 cc
7.Air
kelapa
: 20 liter
Alat :
1.Blender/lesung/Lumpang
2.Tong/Jerigen 30
liter
3.Parang/pisau
4.Baskom
5.Saringan
6.Plastik penutup
7.Tali karet
Cara
Pembuatan
Ø Bongol pisang,
rebung, daun-daunan dicacah kecil-kecil dan di tumbuk hingga lembut, di blender
akan lebih bagus
Ø Kecambah atau tauge
ditumbuk atau di blender hingga lembut
Ø Gula merah di
direbus setelah mencair di diginkan
Ø Semua
bahan-bahan yang sudah ditumbuk di masukkan ke tong/jerigen, kemudian masukkan
air kelapa dan tambahkan bakteri pengurai/bio starter
Ø Setelah bahan
sudah di jadikan satu kedalam tong lalu diaduk sampai merata kemudian di tutup
dengan plastik dan di ikat, tetapi plastik di kendorkan
Ø Setiap hari di
aduk selama ± 4 hari dan ZPT buah sudah jadi
Ø Setelah jadi ZPT
Organik di saring tempatkan pada jerigen dan di tutup rapat
Cara
Pengunaan
Cabai
|
Direndam
selama 2 – 3 jam dosis 1 sdk mkn/liter air
|
Bawang
Merah
|
Sesaat
sebelum tanam tanah disiram dengan larutan
|
Mentimun
|
direndam
selama 2 – 3 jam
|
Tomat
|
direndam
selama 3 – 4 jam
|
Kacang
panjang
|
direndam
selama 1 jam
|
Padi
|
direndam
selam semalam ( 12 – 24 jam)
|
Nilam
|
Stek
diikat dan direndam 1 – 2 jam
|
Terong
|
direndam
selama 3 – 4 jam
|
Stek
Kopi,lada,sirih, bunga
|
Stek
diikat dan direndam 1/2 jam
|
4.
Zat Perangsang Buah 1
Bahan:
- EM 4 1 liter
- Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur
lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan
digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
- Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
- Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
- Membuat biji menjadi bernas / mentes
5.
Perangsang Buah II
Bahan:
- Susu segar mentah 1 liter
- Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara
Pembuatan:
Bahan dicampur
lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan
penggunaan:
Setiap akan
digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
- Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
- Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
- Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Teknik Mengekstrak Hormon/ZPT Organik
Hormon pada
tanaman diperlukan sebagai zat pertumbuhan. Secara alamiah hormon dapat
dibentuk sendiri di dalam tubuh tanaman, sebagai contoh adalah hormon auksin,
hormon ini di bentuk di pucuk batang dan bekerja di akar sebagai zat pengatur
perakaran.
Hormon-hormon dari
tanaman berada pada bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada
kecambah (toge), hormon sitokinin banyak tersedia pada air kelapa (hormon
sitokinin juga dapat ditemukan pada hati ikan) dan hormon giberelin yang banyak
terkandung di dalam biji jagung.
Banyak
hormon-hormon sintetis yang dapat ditemui di pasaran seperti α-Naphthalene
acetic acid (α-NAA) yang merupakan hormon sintetis dari auksin. Jika kita
enggan membeli hormon di pasaran dengan harga yang tinggi, mungkin ada
baiknya untuk mencoba mengekstraknya langsung dari tanaman.
Langkah-Langkah Mengekstrak Hormon Organik
- Bahan pokok ini diperlukan sebanyak 1 kg.
- Kelompokkan sumber hormon, jangan dicampur jadi satu karena tiap hormon memiliki fungsi masing-masing dan dapat bertolak belakang satu sama lain.
- Lakukan penghancuran bahan pokok dengan blender untuk mempercepat proses dekomposisi.
- Beri 1 liter air dan 30 gram gula saat menghancurkan.
- Saring ampas dari larutan untuk memudahkan pengaplikasian pada penggunaan sprayer.
- Fermentasikan larutan dengan menambahkan starter seperti EM-4 sebanyak 1 tutup botol (10 ml).
- Tutup rapat hingga hari kelima kemudian buka.
- Buka dan tutup lagi setiap 2 hari sekali hingga hari ke 15.
- Biarkan hingga mengendap, pisahkan cairan bening untuk diaplikasikan ke tanaman
- Larutkan 10 ml ekstrak hormon dengan 2 liter air
- Aplikasikan dengan menggunakan sprayer pada pagi hari (6-9) atau sore hari (3-6) setiap minggu
- Hormon adalah zat perangsang tumbuh bukan pupuk bagi tanaman
- Pemupukkan diperlukan untuk mensuplai nutrien yang diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang/berbuah selama dan paska pemberian hormon
Cara Penggunaan
- Larutkan 10 ml ekstrak hormon dengan 2 liter air
- Aplikasikan dengan menggunakan sprayer pada pagi hari (6-9) atau sore hari (3-6) setiap minggu
Catatan
- Hormon adalah zat perangsang tumbuh bukan pupuk bagi tanaman
- Pemupukkan diperlukan untuk mensuplai nutrien yang diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang/berbuah selama dan paska pemberian hormon
Membuat Zat Pengatur Tumbuh secara Organik
CARA
MEMBUAT ZPT ORGANIK
Salam
Pertanian Organik! Zat pengatur
tumbuh (ZPT) mempunyai
fungsi sangat banyak dalam dunia pertanian. Namun ketika kita mau
mengaplikasikannya seringkali kita terkendala oleh harga yang mahal serta
barang yang langka di kios-kios pertanian. Kalau tidak salah harga
masing-masing ZPT tersebut dengan kandungan sekitar 95 % adalah sekitar 5
jutaan/ Kg. Mungkin karena bahan-bahan tersebut masih impor sehingga harganya
sangat mahal. Apa solusinya?
- Kita bisa membeli Probiotic Tanah yang mampu mensimbiosis/merangsang Hormon/ ZPT pada akar yaitu BIOTAMAX - CustomBio.
- Jika ingin meningkatkan efektifitas melalui aplikasi/penyemprotan ke daun, kita harus membuat sendiri Hormon/ZPT tersebut dan tetap menggunakan Probiotic BIOTAMAX - CustomBio sebagai pengurai dan aktivator.
Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ ZPT tersebut.
Salah satu cara mengekstrak hormon/ zpt adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme. Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman sekitar kita. Caranya adalah:
- Kita hancurkan bagian tanaman tersebut (1 - 2 Kg) boleh ditumbuk ataupun diblender.
- Tambahkan tiap Kg bagian tanaman dengan 1 liter air dan 1 sendok teh gula pasir.
- Tambahkan Probiotik BIOTAMAX - CustomBio sebagai mikroorganisme pengurai dengan cara dilarutkan dalam 1 liter air terlebih dulu. Setelah larut tambahkan pada bahan yang telah diblender.
- Biarkan selama kurang lebih 2 - 5 hari, untuk lebih efektif dapat diaduk tiap 8 - 12 jam.
- Saring hasil ekstrak tersebut.
- Larutan siap digunakan dengan konsentrasi tertentu (bisa dilakukan uji coba dulu) dengan cara disemprotkan pada batang dan daun. (Larutan diusahakan habis dalam waktu 2 hari)
- Dosis yang disarankan untuk 1 Kg bahan dapat digunakan untuk 1 - 2 hektar tanaman.
- Agar mendapatkan hasil yang maksimal, segera setelah tanam diaplikasikan Probiotik BIOTAMAX - CustomBio dengan cara disemprot atau disiram pada areal perakaran. Dosis untuk tanaman semusim (pangan dan hortikultura) adalah 6 - 8 tablet per hektar sedangkan untuk tanaman tahunan dosis 8 - 10 tablet tiap 6 bulan. BIOTAMAX terlebih dulu dilarutkan dalam 200 - 400 liter air agar aplikasi bisa merata.
Beberapa bagian
tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
- Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
- Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
- Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
No comments:
Post a Comment