Friday, November 11, 2016

Kaum Yang Masuk Dalam Musrikun Di Mata Para Wahabi

Kaum Yang Masuk Dalam Musrikun Di Mata Para Wahabi
Termasuk kemungkaran, Bid’ah Dholalah dan kemusyrikan dalam pandangan kaum Wahabi adalah menghormati hari lahir Nabi mulia Muhammad saw.dengan mengadakan perayaan yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an, membacakan syair-syair pujian untuk beliau, serta membagi-bagikan
makanan atau santunan apapun untuk kaum Mukminin dll. yang masuk dalam bingkai ungkapan rasa cinta dan syukur kita atas kelahiran beliau sebagai junjungan, Nabi akhir dan Rasul kesayangn Allah SWT.
Praktik seperti itu dalam pandangan kaum Wahabi adalah sebagai bentuk penyembahan selain Allah SWT. Ia menyerupai praktik kaum Nasrani dalam menyambut hari lahir al-Masih as.
Tidak jarang kita saksikan para kyia dan khatib mereka menggembar-gemborkan suara sumbang pengkafiran atau tuduhan bahwa praktik itu serupa dengan praktik orang-orang Kristen, seperti dibanyak masjid mereka!
Ternyata memang demikian ajaran kaum Wahabi itu! Dan stempel kemusyrikan yang mereka alamatkan kepada Ahlusunnah yang selalu dengan penuh kecintaan mengadakan perayaan Maulidan adalah pola pikir sesat kaum Wahabi!
Ini sangat berbahaya dan perlu disikapi oleh kita semua!
Sikap mudah mengkafirkan orang lain dengan tanpa alasan jelas, atau dengan alasan yang belum pasti, apalagi yang kita kafirkan adalah kaum Muslimin, di dalamnya tidak jarang terdapat para wali, para ulama, dan kaum shalihin adalah sikap sesat yang harus diberantas agar tidak membuat kekacauan di tengah-tengah umat Islam.
Sikap mengkafirkan Ahlusuunah oleh kaum Wahabi bukanlah sebuah fitnah, ia adalah sebuah fakta. Saya hanya akan sebutkan sekelumit saja fatwa-fatwa pengkafiran tersebut.
Fatwa Syeikh Abdurrahman bin Hasan Âlu Syeikh:
Dan mereka, kaum Musyrikun telah mengada-ngada hari-hari raya di sisi kuburan yang disembah selain Allah. Mereka menamainya sebagai ied, seperti hari raya al Badawi di mesir dan lainnya. Bahkan ia lebih dahsyat dari kemusyrikan, sebab di dalamnya terdapat kemusyrikan dan maksiat-maksiat besar. (Qurratul ‘Uyûn, baca Fathul Majîd:145.)
Coba Anda perhatikan bagaimana kaum Muslimin yang merayakan hari lahirnya Syeikh al Badawi, seorang wali besar yang diakui para ulama Ahlusunnah kewaliannya sebagai kaum Musyrikun!!
Fatwa Syeikh Muhammad Hamid al Faqi:
Peringatan hari lahir dan hari wafat yang ramai diadakan di negri ini dengan nama para wali adalah sebuah bentuk penyembahan dan pengagungan, ta’dzîm. (Ta’liq Fathul Majîd:154)
Jadi menurut Wahabi, kita yang mengadakan perayaan hari lahir Nabi saw. atau para wali Allah adalah kaum MUSYRIKUN yang sedang mengadakan praktik penyembahan kepada selain Allah!!
PADAHAL !!??
“Perumpamaan orang2 yg kafir kepd Tuhan-nya, adalah amal-amal (shaleh) mereka bagaikan debu yg diterbangkan angin kencang pd hari yg penuh gelombang besar; Mereka tidak kuasa atas apapun (atas lenyapnya amal perbuatannya) yg telah mereka usahakan. Itulah kesesatan yg sangat jauh.”
(QS. Ibrahim :18).
Sebelumnya akan saya tuliskan beberapa hadits dan riwayat yang menguatkan argumentasi ini.
Silahkan bagi yang mencari kebenaran, menyimak satu demi satu, dan kalau perlu rujuk kitabnya dan baca sendiri.
Al-imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dlm menjelaskan ciri-ciri kaum Khawarij,”Mereka mengambil ayat-ayat al-Qur’an yang turun mengenai orang-orang kafir, lalu mereka tuangkan kepada orang-orang beriman.”
Supaya terhindar dari faham yang menyeleweng, maka hendaknya pencari kebenaran merenungkan hadits di bawah ini :
Hadits riwayat Bukhari & Muslim dari Ibnu Umar, yg katanya, Rasulullah saw bersabda :”Barang siapa berkata pada saudaranya “hai kafir”, kata-kata itu akan kembali pd salah satu di antara keduanya. Jika tidak (yg tertuduh tdk demikian), maka kata itu kembali pd yg mengucapkan.”
“Tahanlah diri kalian (jangan menyerang) orang ahli “la ilaaha illallah” (yakni orang muslim), janganlah kalian mengkafirkan mereka karena suatu dosa.” Dalam riwayat lain dikatakan :”Janganlah kalian mengeluarkan mereka dari Islam, karena suatu amal (perbuatan).” (HR. Thabrani, al-Kabir” dari Abdullah bin Umar dgn isnad yg baik).
Bukhari & Muslim dari Abi Dzar ra, telah mendengar Rasulullah saw bersabda :”Siapa yg memanggil seseorang dgn kalimat “hai kafir” atau musuh Allah”, padahal yg dikatakan itu tdk demikian, maka akan kembali pada dirinya sendiri.”
Dan juga Rasulullah saw pernah memperingatkan dengan sabdanya :
“Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yg membaca Al-qur’an namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketika putus (meninggal) dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yg lain, hingga adalah mereka yg terakhir bersama-sama dgn Dajjal.”
(HR. Bukhari & Muslim).
“Sesungguhnya Allah tdk mengambil ilmu dgn menariknya dari hati hamba-hamba-Nya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dgn mencabut nyawa ulama, maka manusia akan ..menjadikan orang-orang bodoh (menjadi pegangan mereka), mereka bertanya hukum kepadanya, kemudian orang-orang bodoh itu berfatwa menjawab pertanyaan mereka, jadilah mereka sesat dan menyesatkan pula.”
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad & ad-Darimi)
“Mereka memerangi orang Islam, dan membiarkan (tdk mengusik) para penyembah berhala.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i & Ahmad).
SILAHKAN BACA SEDIKIT FATWA-FATWA ULAMA WAHABI DI BAWAH INI :
“Dahulu, aku tidak memahami arti dari ungkapan “la ilaaha illallah” kala itu, aku juga tdk memahami apa itu agama Islam. (Semua itu) sebelum datangnya anugrah kebaikan yg Allah berikan (kepadaku). Begitu pula pd guruku, tdk seorangpun dari mereka yg mengetahuinya. Atas dasar itu, setiap ulama al-‘Aridh yg mengaku memahami arti “la ilaaha illallah” atau mengerti makna agama Islam sebelum masa ini (yakni sebelum masa Muhammad bin Abdul Wahhab), atau ada yang mengaku bahwa guru-gurunya mengetahui hal tersebut, maka ia TELAH MELAKUKAN KEBOHONGAN DAN PENIPUAN. Ia telah mengecoh masyarakat & memuji diri sendiri yg tidak layak dengan dirinya.”

mungkin berdamai dengan wahabi salafi
Dan juga fatwa yg lain :
“Mereka (ulama Islam sebelum dia) tdk bisa membedakan ……antara agama Muhammad dan agama ‘Amr bin Luhyi’ yg dibuat untuk diikuti orang arab. Bahkan menurut mereka, agama ‘Amr adalah agama yg benar.”
(kitab “ad-Durar as-Saniyah, jilid : 10, hal. 51, karya Muhammad bin ‘Abdul Wahhab).
Dalam kitab yg sama “fii al-ajwibat al-Najdiyyah, kumpulan fatwa-fatwa wahabi sejak masa pendirinya, yang ditahqiq oleh Syeikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim, ulama Wahabi kontemporer, ada pernyataan Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa :
“Ilmu-ilmu fiqih dan kitab-kitab fiqih madzhab empat yg diajarkan para ulama adalah “ilmu syirik”, sedangkan para ulama yg menyusunnya
adalah setan-setan manusia dan jin.” (juz 3 : hal. 56)
Dan pada kitab “Kasyfu al-Subuhat” disebutkan :
“Bahwa kaum muslimin pada waktu itu (sebelum dia, Muhammad bin Abdul Wahhab) telah mengikuti agamanya Amr bin Luhay al-Khuza’i, orang yg pertama kali mengajak orang-orang arab memuja berhala.”
Syeikh Shalih bin Fauzan berkata :
“Seorang ahli bid’ah (yg tertuduh menurut selera dia) wajib untuk diwaspadai dan wajib untuk dijauhi meskipun dia memiliki sedikit sisi kebenaran.”
(Ensiklopedia Bid’ah, hal. 125).
[ Silahkan berpendapat dengan memakai hati nurani masing2 ]
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

No comments:

Post a Comment